Entri Populer

Jumat, 02 Desember 2011

NGGA' BISA BAHASA ARAB

Amron, seorang
pegawai di
perusahaan BUMN sedang gelisah dan
mengeluhkan
persoalannya kepada
seorang kiai yang tinggal di samping masjid tidak jauh dari rumah
kontrakannya.

Amron: Pak Kiai, tadi ada pengajian
bulanan di kantor.

Kiai: Lalu?

Amron: Ustadnya
bilang kalau tahlil itu bid'ah,
mengerjakannya
malah berdosa.

Kiai: Terus?

Amron: Dia juga
membacakan dalil-dalil kalau ziarah kubur itu syirik.

Kiai: Ehmmm...

Amron: Berdzikir
dengan suara keras itu katanya tidak ada bedanya dengan kampanye calon DPR.

Kiai: Lalu sampean bilang gimana?

Amron: Ya di situ
saya malu sekali.
Saya tidak bisa
berkata apa-apa.
Orang-orang di situ semuanya seakan-akan menertawai saya.

Sang Kiai terdiam
sebentar, lalu
memberikan sedikit pelajaran kepada Amron tentang
persoalan ubudiyyah,
bid'ah, tahlil dan
persoalan khilafiyah
lainnya.

Amron
manggut-manggut.

Kiai: Sampean faham apa ndak?

Amron: Ehmmm..
Lumayan faham sih Kiai, tapi sulit
menjelaskan kepada mereka soalnya mereka hafal dalil-dalil.

Kiai: Dalilnya pake Bahasa Arab?

Amron: Enggak sih, sudah diterjemahkan
pake bahasa
Indonesia.

Kiai: Wah kalau
begitu untuk
menghadapi mereka sih gampang saja...

Amron (senang sekali): Wah bagaimana
caranya kiai?

Kiai memberikan
satu kitab berbahasa
Arab berjudul "Hujjah
Ahlissunnah wal
Jama'ah."

Kiai: Kalau mereka tanya dalilnya ya
pinjamkan saja kitab ini sebentar. Bilang
kalau di sini ada
dalilnya banyak.
Paling juga mereka ngga bisa bahasa
Arab...! ;-)

Kiai tersenyum,
Amron pun setuju. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar